Merayakan Keseharian

Kapsul 55: Berkenalan dengan Primitive Technology*

*PeDe sekali saya pake kata berkenalan😉😅

Berawal dari Discover, saya kemudian dibawa berkunjung ke primitive technology.

Di sana tak hanya berupa tulisan, tapi juga disertai video. Melihat video sepintas, saya lewatkan untuk membaca-baca tulisan lainnya saja masih di blog tersebut. Ternyata hampir semua postingan dalam blog tersebut selalu disematkan juga video-video yang sudah diupload di youtube.

Belum selesai membaca memang, tapi saya putuskan beralih ke video youtube. Baru di sana saya bisa melihat dengan lebih jelas (sebelumnya lihat dari blog agak terpotong), orang ini ternyata luar biasa dan teramat keren.

Meski lahir di zaman yang, silakan kau menyebutnya sendiri, ia bisa dengan lincahnya mengerjakan segala sesuatu yang hanya bersumber dari alam. Bagaimana ia membangun gubuk, bagaimana ia membuat pemotong, bagaimana ia membuat tungku api, bagaimana ia membuat periuk tanah, bagaimana ia menanam singkong dan kentang, bagaimana ia membuat api (sering saya diceritakan bapak saya tentang kehidupan mereka di masa dulu, hanya saya belum pernah membayangkan seperti apa itu dan baru dari video inilah saya akhirnya punya gambaran jelas ternyata caranya digosok-gosok begitu😅)

Karena penasaran, atau bilang saja kepo, saya mencoba mencari tahu apakah memang keseharian hidup orang ini seperti yang dia tuliskan di wordpress dan yang ada di video, ternyata didapati bahwa melakukan hal-hal semacam itu adalah hobinya. Ia punya kehidupan lain juga dengan dunia modern. Ya, tentu saja, buktinya ia menulis di wordpress dan mengedit video untuk diupload di youtube, dan kau sendiri bisa menjadi follower di wordpress dan subscriber channel youtube-nya. Oh, ya, dan kalau tak salah baca, di salah satu tanggapan kepada seorang penanya, ia pun bahkan sementara menulis buku terkait pengalamannya beraktivitas di alam dengan fasilitas-fasilitas serupa di zaman batu ini.

Meski sebenarnya ini bukan yang pertama kali saya tahu cerita tentang orang-orang dunia modern yang mulai bergerak hidup dengan konsep kembali ke alam, tapi bagi saya ini adalah yang paling menarik karena selain beraktivitas di alam dengan fasilitas ala zaman batu, ia juga memadukannya dengan kehidupan modern misalnya seperti menulis di blog, mengupload video di youtube, dan membagikannya kepada dunia. Tidak seperti yang mungkin pernah kau dengar kaum-kaum tertentu yang sama sekali tak mau tersentuh dunia modern, seperti di Timor sini ada Boti, atau di Amerika sana ada Amish.

Untuk selanjutnya, bila kau mau tahu lebih dekat seperti apa atau bagaimana kerja primitive technology itu, silakan ka berkunjung ke dua akunnya: blog Primitive Technology dan channel Youtube Primitive Technology

Demikian catatan hari ini, kapsul 55.

Cuplikan Cerita Lentera

Kapsul 54: Pembuatan Slogan/Poster berdasarkan Butir-butir Profil Lulusan SLH

Tujuan dari pembelajaran pembuatan poster ini adalah siswa sendiri bisa mengampanyekan butir-butir profil lulusan SLH. Plakat yang memuat profil Lulusan SLH jangan jadi pajangan saja di tembok. Tapi penting dibaca dan bisa dihidupi dalam keseharian mereka.

Ada beberapa contoh poster yang bagus lainnya, tapi sudah terlanjur saya kembalikan sebelum sempat memotretnya. Mungkin ke depan, mereka bisa membuatnya dalam bentuk digital agar lebih mudah dipromosikan. Hanya sayang, kalau dalam bentuk digital, kenikmatan dalam proses tentu terasa berbeda. Feel-nya beda maksudnya😉😄.

ReBlog

Dethroning Conversion: Correcting Evangelicalism’s Longstanding, Misplaced Priority

Erik Dunkin

Kneeling

In any institution, behavior follows values. By “values”, I don’t necessarily mean morally praiseworthy values, but simply “whatever is valued” in that context. In addition, “values” do not necessarily correspond with the random posters hung around the office, nor the official company emails sent to the list serve.

Behavior follows actual values. If the senior leadership of a company values profit above all else, then employees will scramble to make the most money in whatever way possible and be noticed while doing so. If senior leadership values promptness and professionalism, then meetings will start on time, and everyone will be well dressed.

Lihat pos aslinya 2.494 kata lagi

Cuplikan Cerita Lentera

Kapsul 53: Daftar Film yang diangkat dari Novel Anak-anak

Saya ingin mendaftar beberapa film yang ceritanya diangkat dari novel anak-anak. Rencananya, dalam beberapa pertemuan yang masih sisa di semester dua ini, film-film tersebut akan dinonton dengan terlebih dahulu mereka sudah melihat langsung bukuya dan membaca isinya. Hanya sayang, bahwa tidak semua anak bisa memiliki novel-novel tersebut. Paling hanya gurunya dan beberapa siswa kalau kebetulan bukunya dijual di Kupang. Tapi kalau tidak, mereka hanya bisa mendengar gambaran cerita dari guru. Masakan harus difotokopi? Tidak mungkin, kan.

Berikut beberapa novel tersebut beserta dengan filmnya:

  1. Oliver Twist dari Charles Dickens
  2. To Kill a Mockingbird dari Harper Lee
  3. Chirst the Lord: Out of Egypt dari Anne Rice
  4. Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari dari CS Lewis
  5. Petualangan Tom Sawyer dari Mark Twain
  6. Petualangan Huckleberry Finn dari Mark Twain
  7. Seri Little House dari Laura Ingals
  8. Bersambung… (mata saya sudah cukup berat untuk melanjutkan)

Ngomong-ngomong sementara saya memahatkan beberapa daftar di sini, saya menemukan sebuah proyek dari anak-anak Batchelor Middle School, Bloomington, Indiana. Mereka memainkan cerita Petualangan Tom Sawyer dari Mark Twain dengan luar biasa. Maka itulah film itu saya sematkan di sini biar sekalian bisa dinikmati.

God's Story

Kapsul 51: Mengapa Allah Murka Kepada Uza dan Membunuhnya di Tempat

https://forwhatsaiththescriptures.org/2015/01/25/god-unfair-uzzah/

*Sebenarnya saya ingin reblog (karena sesama pengguna wordpress), tapi dari sumber sendiri tidak menyediakan tombol share atau reblog jadi saya share manual saja.

Ceritanya, saya membaca 1 Tawarikh 13 dan di ayat 9, ada catatan tentang Uza yang mengulurkan tangan ingin menjaga tabut Allah karena lembu-lembu yang menarik kereta tergelincir. Anehnya, Allah justru marah dan membunuh Uza di tempat. Kisah ini pun sebenarnya sudah dicatat juga di 2 Samuel 6, hanya sepertinya waktu itu tak begitu saya perhatikan.

Lanjut kepada kisah Uza. Nah, sebagai pembaca awam, tentu saya bertanya kenapa harus seekstrim itu Allah bertindak, kan? Dan setelah mencari-cari jawaban sebentar, saya menemukan tulisan tersebut.

God's Story

Kapsul 50: William Maillis (11 tahun), “Iman dan Sains itu sejalan, tak terpisahkan”

Di usia 11 tahun, William Maillis sudah menamatkan sekolah dan masuk perguruan tinggi. Di usianya yang masih sangat muda ini ia bukan hanya ingin menjadi astrofisikawan, ia malah sudah menjadi seorang astrofisikawan. Dalam dialog seperti yang ditampilkan HCHCMedia ini, kau dapat melihat bagaimana cara ia mengungkapkan pikirannya serta bagaimana ia menanggapi pertanyaan sang moderator atau para audiensnya. Dari dialog ini pun, kau bisa melihat bahwa meski ia sudah banyak mengetahui berbagai hal terkait semesta ini pun, menurutnya masih banyak hal yang belum kita tahu dan itulah kenapa ia masih ingin terus mempelajarinya.

Sepanjang dialognya, banyak pernyataan penting memang, tapi ada satu yang ingin saya pahatkan di sini. Kalimat itulah yang saya pakai sebagai judul di sini. Bahwa iman dan sains itu sejalan. Mereka tak bisa dipisahkan. Pernyataan yang kemudian ditanggapi sang moderator, “Maksudmu, yang satu melengkapi yang lain, begitu?” Ya, memang begitu maksudnya.

Selain itu, dari video ini juga, yang luar biasa bagi saya juga adalah bahkan para profesor yang ada di sana pun tak sungkan-sungkan bertanya pada William, seorang anak usia 11 tahun. Pertanyaan mereka bukan semata karena mereka tak tahu tapi memang karena mereka ingin banyak mendapat sharing dari seorang jenius usia 11 tahun. Inilah gunanya sbeuah pertemuan antar manusia. Teknologi dapat berkembang dan mungkin bisa lebih pintar dari manusia. Tapi pengalaman unik setiap anak manusia di muka bumi ini tak akan tergantikan oleh robot yang katanya akan lebih pintar dari manusia. Jadi, kesimpulannya, manusia dan keunikannya tetap tak akan tergantikan. 

Kegiatan Pengembangan Guru, Refleksi

Kapsul 49: Refleksi Empat Hari Bekerjasama dalam Tim Guru Bahasa Indonesia SMP Kota Kupang

Sudah hari yang keempat saya bekerjasama dalam tim ini. Sebuah pengalaman yang diizinkan Tuhan untuk saya alami. Sebuah langkah baru untuk terjun dalam sebuah dunia yang sedikit lebih luas dari seputar SMP Kristen 1 Kupang atau yang lazim dikenal dengan SMP Lentera Harapan Kupang.

Pengalaman interaksi dengan guru-guru Bahasa Indonesia sekota Kupang bahkan NTT serta Region Bali-Nusra-JawaTimur ini bermula dari program UKG yang pernah dicanangkan pemerintah pusat.

Pada tahun 2015, saya mengikuti UKG tersebut dan kemudian tidak mengetahui lagi perkembangannya. Baru di pertengahan tahun 2016, sudah masuk tahun ajaran baru, saya mendapat panggilan mengikuti pelatihan instruktur nasional (IN) di Bali. Awalnya kaget kenapa saya, sebab mengingat latar pendidikan saya matematika, bukan Bahasa Indonesia. Tapi kemudian oleh para petugas di kantor Dinas PPO, saya diberitahu terkait nilai UKG. Saya pun mengikuti kegiatan tersebut meski dengan berat hati karena keberangkatan yang mendadak serta merasa sangsi juga dengan kriteria penilaian UKG ini. Seingat saya dan menurut saya, banyak soal UKG yang kurang valid. Ada yang di instruksi soalnya mau tanya apa malah jawabannya apa. Juga banyak yang terkait materi K 13 sementara waktu itu belum banyak atau tidak semua sekolah yang menerapkan kurikulum 2013, salah satunya Lentera Kupang. Itulah kenapa saya tidak terlalu merasa bangga atau wow sekali dengan terpilihnya saya mengikuti kegiatan pelatihan IN di Bali itu. Bagi saya, itu memang cara Tuhan mengizinkan saya melihat-lihat hal lain di luar serta belajar sesuatu dari sana. Saya menerima dan menikmati saja proses dan momen-momen yang ada di dalamnya.

Meski saya sadar sekali UKG tidak bisa dikatakan sebagai alat ukur yang tepat untuk mengetahui kompetensi guru, namun melalui UKG inilah ada satu perkembangan baik setidaknya terjadi. Para guru dari masing-masing mata pelajaran dalam suatu wilayah setidaknya mulai mengaktifkan dan menghidupkan kembali MGMP, sebuah wadah yang sepertinya memang sudah pernah ada tapi kurang dimanfaatkan dengan maksimal.

Salah satu rekan sesama anggota pelatihan IN di Bali tahun 2016 kemudian ketika di Kupang dipilih menjadi ketua MGMP Bahasa Indonesia. Dengan mulai terbentuknya wadah ini di tahun 2017, beberapa kegiatan positif pun diselenggarakan. Salah satunya adalah Gebyar Literasi ala MGMP Bindo SMP Kota Kupang dalam rangka memeringati Bulan Bahasa. Meski kegiatan ini hanyalah kegiatan kecil-kecilan dibanding dengan kegiatan semacam anggaplah lomba-lomba ala Kantor Bahasa Prov NTT, dan mungkin hanya sekali setahun itu dibanding kegiatan kelas diskusi mingguan ala Komunitas Sastra Dusun Flobamora atau kegiatan kencan buku ala Komunitas Leko atau kegiatan literasi komunitas-komunitas lainnya, bagi saya kegiatan literasi MGMP Bahasa Indonesia SMP tkt Kota Kupang ini patut diapresiasi.

Kegiatan-kegiatan lain yang juga dilaksanakan MGMP Bahasa Indonesia SMP kota Kupang berikutnya adalah program PKB atau program pengembangan keprofesian berkelanjutan di mana utang saya sebagai IN akhirnya dituntaskan di sana. Meski saya sepenuhnya sadar, bahwa sebagai IN saya belumlah betul-betul sempurna sebagaimana yang diharapkan. Namun dari kegiatan itu saya makin belajar banyak hal.

Kemudian baru-baru ini saya diikutsertakan lagi dalam sebuah tim kerja.

Bersyukur, lagi-lagi atas kepercayaan yang diberikan Tuhan melalui MGMP Bahasa Indonesia SMP Kota Kupang. Selama empat hari kerja ini, semakin banyak lagi hal yang dipelajari. Baik dalam hal knowledge (pengetahuan mengenai materi pelajaran Bahasa Indonesia), pengalaman bekerja dengan orang-orang dinas, etos kerja guru-guru yang sudah mapan, tingkatan pemahaman murid di setiap sekolah, dan masih banyak lagi.

Bersyukur bahwa selama empat hari kerja, ada sesuatu yang, walau dapat dibilang sangat kecil, bisa saya sumbangkan untuk pendidikan di Kupang, khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP.
Bagi saya sebuah kerja adalah doa, maka demikian doa saya, saya tiupkan serta dalam kerja tersebut. Berharap pihak selanjutnya setelah kami benar-benar dengan hikmat Tuhan memilih dan memilah serta menetapkan dan mengerjakan yang terbaik buat anak-anak didik di kota ini.

Pada akhirnya, segala yang mulia bukan milik kita, melainkan kembali kepada yang mengadakan segala sesuatu🙏🙏😇.

Kegiatan Pengembangan Guru, Refleksi

Kapsul 48: Because You Know, that Assessment is a Blessing

Biasanya notebook saya ini tidak pernah mengalami masalah seperti hang dll. Paling pernah lama loadingnya, tapi itu memang karena banyak jendela program yang saya buka dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, notebook saya ini aman-aman saja.

Anehnya, dia selalu bertingkah kalau kebutuhan saya lagi mendesak.

Kali pertama ketika saya harus menyampaikan materi pengantar pada program PKB Bahasa Indonesia. Saat itu, walupun tombol on sudah ditekan, notebook saya tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan akan menyala. Saya sampai sempat merasa panik. Sebab itu adalab kali pertama saya berbicara di depan bapak/ibu guru Bahasa Indonesia yang sudah seniorlah dibilang. Membayangkan akan sia-sia persiapan yang sudah saya buat berhari-hari, membuat saya seperti ingin membentak kasar ke notebook tersebut biar sadar dan kembali normal.

Syukurlah, setelah didiamkan sebentar dan kembali tombol power ditekan lagi akhirnya ia merespons. Notebook saya kembali bisa dinyalakan dan difungsikan.

Kali kedua, ketika saya hendak mengirimkan suatu hasil pekerjaan via email. Notebook saya kembali error. Saya bingung, kalau ia dipakai berselancar biasa hanya sebagai pengisi waktu malah lancar, giliran mau dipakai dalam kebutuhan mendesak ia serupa manusia yang tahu dirinya terlalu penting lalu merasa angkuh dan jual mahal. Saya sempat panik lagi karena data-data hasil kerja semuanya masih di file notebook dan belum sempat dipindahkan ke flash disk. Untunglah due date pengiriman pekerjaan itu masih sehari. Rencana saya kalau besoknya tak bisa dibuka, maka akan saya buka paksa hardwarenya untuk mengambil data yang dimaksud. Besoknya ketika saya mencoba sekali lagi menyalakan, notebook itu malah sudah baik kembali dan lancar-lancar saja.

Sampai hari ini adalah yang kali ketiganya. Hari ini termasuk hari penting dan mendesak. Saya termasuk yang diminta terlibat sebagai tim penyusun soal USBN Bahasa Indonesia SMP tingkat Kota Kuoang th 2018 (lengkap ya😉😄).

Saya sementara sangat berantusias mencari dan membuat teks-teks paragraf yang sekiranya ketika dibaca siswa nanti, mereka tidak sekadar melihat teks yang terpampang untuk mencari pilihan jawaban dari soal yang ditanyakan. Misi saya adalah kelak bila soal saya dan rekan penyusun saya dipakai, siswa yang membaca teks tidak hanya sampai di membaca teks dan selesai. Tapi bahkan kalau pun mereka salah menentukan pilihan jawaban sekalipun, setidaknya ada sisi reflektif dari teks yang sudah mereka baca. Demikian doa yang saya hembuskan dalam pekerjaan tersebut. Di tengah-tengah antusiasme tersebut, tiba-tiba tampakan layar seperti membeku di tempat meski kursor mouse sudah digerak-gerakan, bahkan keyborad pun tidak bisa diapa-apakan. Saya mencoba menunggu. Saya pikir tak akan lama. Pasti sebentar saja seperti yabg sudah biasa terjadi, paling hanya beberapa detik, demikian keyakinan saya. Namun kemudian yang terjadi adalah cukup lama. Saya menunggu, tetap menunggu. Syukur, tidak lagi panik bahkan untuk sempat panik pun tidak. Saya tahu, tidak mungkin insiden menyedihkan menimpa saya hari ini. Saya percaya sekali. Saya tahu, ini hanya sacam tes bagi saya. Saya tahu sekali. Sebab, kalau kondisi notebook yang hang ini berlangsung terus sepanjang hari ini, sungguh saya akan gagal sekali. Kenapa? Karena di dalamnya tersimpan data-data hasil kerja bersama selama dua hari penuh. Tak mungkin saya mengulang dari awal. Tak mungkin juga saya harus ke tempat service membongkar paksa hardware notwboom untuk mengambil datangnya. Kapan saya keluar, kapan saya tiba di tempat service, kapan saya harus mengantri, menunggu atau ditinggal sehari dua hari, untuk dikumpulkan sementara hari ini juga katanya semua hasil kerja sudah harus dikumpulkan.

Saya duduk menunggu. Hanya memelototi layar birunya. Lantas berdiri sebentar, melihat ke luar jendela, mengamati anak-anak sekolah yang luar biasa riuhnya di dalam kelas meski itu adalah jam KBM, kemudian berjalan keluar sebentar sebelum kemudian kembali memelototi layar biru itu lagi. Cukup lama. Hang terlama yang pernah terjadi dengan notebook saya yang ini. Akhirnya, karena terlalu lama menunggu, saya pun menekan tombol power untuk mematikan. Beberapa menit ditinggal diam, sya nyalakan lagi, maaih hang ternyata. Saya matikan lagi. Beberapa menit. Lalu dengan keyakinan penuh harus jadi kali ini, saya tekan lagi tombol power. Puji syukur alhamdulillah, notebook saya akhirnya nyala juga. Sungguh tak terkira rasa senang saya😉😍😜😎😇. Memang, Tuhan cinta betul-betul dengan saya. Ia sengaja berbuat demikian biar saya tidak mati kesenangan lantas lupa pada-Nya yang melalui orang-orang Ia mengikutkan saya dalam kegiatan ini.