God's Story

Mengikut Yesus Keputusanku

Kemarin sore, karena Tian dan Ice memilih bergereja sore, maka tinggal saya dan Oyan yang di rumah. Oyan sementara belajar bermain keyboard, saya memilih mengambil gitar seusai mencuci beberapa potong pakaian.  Entah bagaimana, tiba-tiba saja yang terpikirkan adalah lagu I Have Decided to Follow Jesus. Hanya beberapa menit saja saya bermain gitar sambil bernyanyi. Niatnya saya ingin colab dengan Oyan, tapi sepertinya akan memakan waktu yang sangat lama. Jadi kami bermain musik dengan lagu masing-masing, saya bermain gitar untuk I Have Decided to Follow Jesus dan Oyan bermain keyboard untuk mengiringi Someone You Loved-nya Lewis Capaldi.

Pagi ini, ketika tiba di sekolah dan sesuai jadwal yang sudah dibuat, kami harus mengikuti devosi, ternyata tema devosinya sama persis dengan lagu yang kemarin sore saya nyanyikan, Mengikut Yesus, Keputusanku. Bahan devosi ini sudah disediakan di g-drive. Saya sendiri biasa mengakses untuk ikut membaca kalau menjelang giliran saya harus memimpin devosi. Begitu selesai giliran saya di tanggal 31 Januari kemarin, saya tak lagi membukanya. Tinggal mengikuti hasil renungan dari yang memimpin. Demikian juga untuk bahan devosi hari ini, saya tidak membukanya.

Pagi ini, gara-gara terlalu terlena dengan sarapan saya hingga tak memperhatikan waktu, saya akhirnya tiba di sekolah sudah agak mepet waktu hingga mau tak mau saua tidak bisa bergabung dengan rekan-rekan lain yang sudah memulai devosi di ruangan devosi. Maka saya berdevosi sendiri dengan mengambil bahan di g-drive yang sudah disediakan. Begitu membuka file tersebut dan menggulir ke bahan devosi hari ini, 5 Februari 2024, saya terperanjat senang, bangga, dan takjub. Kok bisa bertepatan begini?

Saya membuka grup sekolah dan menengok kapan tepatnya chat dari pemimpin devosi hari ini masuk ke grup. Ternyata masuknya tadi malam pada pukul 07.49 pm. Artinya sudah lewat dari pukul setengah 7 malam, sementara saya menyanyikan lagu ini antara pukul 5-7 pm. Tidak mungkin lewat dari itu.

Demikian secuplik pikiran yang terbersit dalam kepala saya pagi ini. Pengalaman semacam ini jelas bukanlah yang pertama. Saya juga yakin, bukan saya seorang yang mengalaminya. Mungkin saja Anda salah satunya?

God's Story

Kebebasan Sejati Ditemukan Hanya di dalam Kristus

Dalam khotbahnya pagi ini, pendeta menekankan ketenangan sejati hanya di dalam Tuhan. Mendengar kalimat ini, saya teringat sewaktu kuliah, saya sempat mengalami masa krisis di tahun ketiga yang membuat saya hampir-hampir berhenti di tengah jalan, bisa-bisa setelah itu saya akan menjadi gelandangan karena sangat mempermalukan orang tua dan keluarga hanya gara-gara masalah angka dan huruf. Keduanya sama seperti dua bersaudara yang terus saling berkelahi dalam kepala saya.

Bertepatan di kampus, kami disediakan konselor yang setiap mahasiswa bisa booking sendiri kalau mau konseling. Saya pun memanfaatkan kesempatan itu. Dalam obrolan yang panjang itu, ada satu kalimat yang dilontarkan sang konselor.

“Anaci, kamu merindukan kebebasan. Apa kamu tahu, kebebasan sejati dapat ditemukan hanya kalau kamu di dalam Kristus?”

Waktu itu, saya belum mengerti betul-betul apa makna kalimat itu. Jadi, saya hanya diam sejenak lalu melanjutkan saja obrolan-obrolan lain yang kurang lebih menceritakan tentang latar belakang masalah saya (Sepertinya waktu itu saya memang tidak begitu betul-betul peduli dengan kalimat itu).

Bertahun-tahun kemudian, sesudah saya terjun menjadi seorang guru, barulah saya akhirnya mengerti apa arti dari “Kebebasan sejati dapat kamu temukan hanya di dalam Kristus.”

Ternyata, walaupun selalu berada di lingkungan yang terus menggaung-gaungkan faith in Christ, faith in Christ, butuh waktu 7-8 tahun untuk saya bisa mengerti kalimat sederhana penuh power itu.